Madrasah Diniyah Wustha
Jumat, 27 Februari 2009 03:17
Author: pes4n
Pondok Pesantren Al-Muayyad dirintis tahun 1930 oleh Simbah KH. Abdul Mannan di atas tanah seluas ± 3.500 m² yang dijariyahkan oleh KH. Ahmad Shafawy di kampung Mangkuyudan Kelurahan Purwosari Kecamatan Laweyan Kodya Surakarta. Semula merupakan Pondok Pesantren dengan corak Tashawwuf, dalam arti pesantren dengan kegiatan utama pengamalan syari’at dan belum melakukan pendalaman ilmu-ilmu agama secara teratur. Titik beratnya melatih para santri dengan perilaku keagamaan. Pengajian diselenggarakan berkisar tentang akhlaq.
Cita-cita untuk menyebarluaskan agama Islam sudah tertanam sejak simbah KH. Abdul Mannan masih nyantri pada Kyai Ahmad Kadirejo Karanganom Klaten bersama KH. Ahmad Shofawi. Hanya 7 tahun simbah KH. Abdul Mannan memimpin pesantren. Kepemimpinan pesantren diserahkan kepada putera beliau KH. Ahmad Umar Abdul Mannan, waku itu baru beliau baru berusia 21 tahun, sekembali beliau dari belajar di pesantren-pesantren : Krapyak ( Yogya ), Termas ( Pacitan ), Mojosari (Nganjuk). Mulailah Al-Muayyad sebagai sebuah Pondok Pesantren dengan kurikulum yang menitikberatkan pada pendalaman ilmu-ilmu agama Islam.
Sekalipun beberapa madrasah / sekolah kemudian menyusul didirikan, Al-Muayyad di kenal dengan Pesantren Al Qur’an. Hal ini dimungkinkan karena Pengajian Al Qur’an menjadi inti pengajaran hingga kini.
Nama Al-Muayyad diberikan oleh seorang ulama besar, Guru/Mursyid Thariqoh Naqsabandiyah yang bernama KH.M. Manshur, pendiri Pondok Pesantren Al-Manshur Popongan Tegalgondo Wonosari Klaten. Semula nama ini untuk masjid di komplek pondok, yang kemudian dipergunakan untuk semua lembaga dan badan dilingkungan Pondok Pesantren. Al-Muayyad dari kata “Ayyada” yang berarti menguatkan. Secara harfiah Al-Muayyad berarti sesuatu yang dikuatkan. Tafa’ul atau harapan yang tersirat didalamnya adalah Pondok Pesantren yang dikuatkan/didukung oleh Kaum Muslimin.
Untuk menghadapi tantangan zaman yang berkembang begitu pesat dan dituntut untuk berperan dalam masyarakat, dibutuhkan bukan Ilmu Agama saja namun dituntut pula dapat menguasai Ilmu Pengetahuan Umum. Untuk itulah pada tahun 1974 didirikan Madrasah Diniyyah Wustha Al-Muayyad, dimana dengan didirikannya Madrasah ini diharapkan santri apabila keluar dari Pondok duharapkan tidak saja menguasai Ilmu Pengetahuan Agama namun dapat huga menguasai Ilmu Pengetahuan Umum.
Cita-cita untuk menyebarluaskan agama Islam sudah tertanam sejak simbah KH. Abdul Mannan masih nyantri pada Kyai Ahmad Kadirejo Karanganom Klaten bersama KH. Ahmad Shofawi. Hanya 7 tahun simbah KH. Abdul Mannan memimpin pesantren. Kepemimpinan pesantren diserahkan kepada putera beliau KH. Ahmad Umar Abdul Mannan, waku itu baru beliau baru berusia 21 tahun, sekembali beliau dari belajar di pesantren-pesantren : Krapyak ( Yogya ), Termas ( Pacitan ), Mojosari (Nganjuk). Mulailah Al-Muayyad sebagai sebuah Pondok Pesantren dengan kurikulum yang menitikberatkan pada pendalaman ilmu-ilmu agama Islam.
Sekalipun beberapa madrasah / sekolah kemudian menyusul didirikan, Al-Muayyad di kenal dengan Pesantren Al Qur’an. Hal ini dimungkinkan karena Pengajian Al Qur’an menjadi inti pengajaran hingga kini.
Nama Al-Muayyad diberikan oleh seorang ulama besar, Guru/Mursyid Thariqoh Naqsabandiyah yang bernama KH.M. Manshur, pendiri Pondok Pesantren Al-Manshur Popongan Tegalgondo Wonosari Klaten. Semula nama ini untuk masjid di komplek pondok, yang kemudian dipergunakan untuk semua lembaga dan badan dilingkungan Pondok Pesantren. Al-Muayyad dari kata “Ayyada” yang berarti menguatkan. Secara harfiah Al-Muayyad berarti sesuatu yang dikuatkan. Tafa’ul atau harapan yang tersirat didalamnya adalah Pondok Pesantren yang dikuatkan/didukung oleh Kaum Muslimin.
Untuk menghadapi tantangan zaman yang berkembang begitu pesat dan dituntut untuk berperan dalam masyarakat, dibutuhkan bukan Ilmu Agama saja namun dituntut pula dapat menguasai Ilmu Pengetahuan Umum. Untuk itulah pada tahun 1974 didirikan Madrasah Diniyyah Wustha Al-Muayyad, dimana dengan didirikannya Madrasah ini diharapkan santri apabila keluar dari Pondok duharapkan tidak saja menguasai Ilmu Pengetahuan Agama namun dapat huga menguasai Ilmu Pengetahuan Umum.
Terakhir Diperbaharui ( Jumat, 27 Februari 2009 07:30 )