Allah Ta’ala menjadikan Nabi Muhammad saw. sebagai orang yang paling utama bagi para nabi terdahulu daripada umat-umatnya. Allah telah menjadikannya sebagai orang yang paling dekat dengan orang-orang yang beriman daripada dengan diri mereka sendiri. Allah juga menjadikan istri-istri Nabi saw. sebagai ibu-ibu mereka. Karena itu allah mengharamkan menikahi istri-istri nabi saw. setelah beliau wafat. Sebab, mereka merupakan istri-istri Nabi saw. baik di dunia maupun di akhirat. Allah berfirman,

            “Nabi itu (hendaknya) lebih utama bagi orang-orang mukmin daripada diri mereka sendiri dan istri-istrinya adalah ibu-ibu mereka....” (al-ahzab:6)

            “Dan tidak boleh kamu menyakitinya (hati) Rasulullah dan tidak (pula) mengawini istri-istrinya selamanya sesudah ia wafat, sesungguhnya perbuatan itu adalah amat besar (dosanya) di sisi Allah.” (al-ahzab:53)

            Rasulullah saw. Bersabda di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah r.a.,

Aku adalah orang yang lebih utama dari orang-orang beriman daripada dengan diri mereka mereka sendiri” (Muttafaq ‘alaih).

Dalam hadits Abu Hurairah yang juga diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, redaksi hadits dari Bukhari, Nabi saw. bersabda,

Tidak ada seorang mukmin pun kecuali aku yang lebih dekat dengannya di dunia dan di akhirat. Jika kalian mau, bacalah, ‘Nabi itu (hendaknya) lebih utama bagi orang-orang mukmin dari diri mereka.’ (al-ahzab: 6)

Di antara bentuk kasih sayang Rasulullah saw. terhadap orang-orang yang beriman adalah dia sangat menginginkan keselamatan mereka, sangat mengutamakan mereka, dan sangat menyayangi serta mengasihi mereka. Allah berfirman,

Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaan,  sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan dan penyayang terhadap orang-orang mukmin.” (at-Taubah: 128)



*Sumber: Keagungan Nabi Muhammad saw.